Magelang yang mendapat julukan kota gethuk memiliki banyak wisata budaya yang menarik. Wisata budaya yang menarik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di
Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini dibangun oleh raja
Samaratungga. Secara kosmologis Buddha bentuk arsitektual Candi Borobudur
menggambarkan tingkatan/dhatu, yaitu Kamadhatu pada kaki candi mewakili dunia
bawah menggambarkan perilaku manusia yang masih terikat oleh hawa nafsu duniawi
( digambarkan pada 160 panel relief Karmawibhangga ), Rupadhatu pada badan candi mewakili dunia antara
menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan nafsu duniawi,
akan tetapi masih terikat oleh suatu pengertian dunia nyata ( digambarkan pada
1300 panel terdiri dari relief Lalitavistara, Jataka Avadana, Gandawyuha, dan
Bhadracari ), dan Arupadhatu pada puncak candi menggambarkan perilaku manusia
yang sudah terbebas dari hal – hal keduniawian ( 72 stupa melingkar dengan arca
di dalamnya, dan stupa induk pada puncaknya ), dengan pembagian :
- Teras 1, 32 buah stupa
- Teras 2, 24 buah stupa
berlubang berbentuk belah ketupat yang menggambarkan alam kedewaan pada tingkat
paling bawah.
- Teras 3, 16 buah stupa
berlubang segi empat yang menggambarkan gambaran tentang kehidupan Buddha pada
tingkatan diatasnya.
Menjadikan sempurna adalah pada stupa puncak yang tetutup tanpa lubang
menggambarkan tingkat kehidupan Buddha yang paling tinggi.
2.
Candi Mendut
Candi Mendut adalah sebuah
candi bercorak Buddha. Candi yang terletak di Jalan Mayor Kusen Kota Mungkid,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini, letaknya berada sekitar 3 kilometer dari
Candi Borobudur. Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari
Dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 masehi,
disebutkan bahwa Raja Indra telah membangun bangunan suci bernama wenuwana yang
artinya adalah hutan bambu. Bahan bangunan candi berasal dari batu bata yang
ditutupi dengan batu alam. Bangunan inki terdapat pada basement yang tinggi,
sehingga terlihat lebih anggun dan kokoh. Tangga naik dan pintu masuk menghadap
ke barat – daya. Diatas basement terdapat lorong yang mengelilingi tubuh candi.
Atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa – stupa kecil. Jumlah stupa –
stupa kecil yang terpasang ada 48 buah. Tinggi bangunan ini adalah 26,4 meter.
Hiasan pada candi Mendut berupa ukiran makhluk khayangan berupa dewata gandarwa
dan aspara atau bidadari. Pada kedua tepi tangga terdapat relief cerita
pancatantra dan jataka. Di dalam induk candi ada arca buddha besar berjumlah
tiga buah.
3.
Candi Pawon
Candi pawon terletak diantara
candi Mendut dan Candi Borobudur, tepat berjarak 1750 meter dari candi
Borobudur kearah timur dan 1150 meter dari candi Mendut dari arah barat. Nama
Candi Pawon tidah dapat diketahui secara pasti asal – usulnya. Dalam bahasa
Jawa sehari – hari kata pawon berarti “dapur”, akan tetapi de Casparis
mengartikannya sebagai “perabuan” atau tempat abu. Penduduk setempat juga
menyebutkan Candi Pawon dengan nama Bajranalan. Di dalam bilik candi ini sudah
tidak diketemukan lagi arca sehingga sulit untuk mengidentifikasinya lebih
jauh. Suatu hal yang menarik dari Candi Pawon ini adalah ragam hiasnya. Dinding
– dinding luar candi dihias dengan relief pohon hayati (kalpataru) yang diapit
pundi – pundi dan kinara – kinari ( makhluk setengah manusia setengah burung ).
4.
Candi Selogriyo
Candi Selogriyo terletak
sekitar ± 35 kilometer dari Candi Borobudur kearah barat, meskipun terletak
jauh dari Candi Borobudur namun banyak wisatawan banyak yang mengunjungi tempat
ini. Selogriyo yang berarti rumah batu dengan memiliki arca sebagai perwujudan
dewa.
5.
Pemandian air hangat Candi Umbul
Candi Umbul adalah pemandian
air hangat yang bertempat di Desa Kartoharjo Kecamatan Grabag terletak sekitar
± 45 kilometer dari Candi Borobudur kearah Timur laut. Pemandian ini merupakan
peninggalan dinasti Syailendra. Konon cerita Candi Umbul merupakan tempat mandi
puteri raja setelah melakukan kegiatan ritual di Candi Borobudur dan hingga
kini air pemandian tersebut masih banyak dipercaya sebagai sarana untuk
mempercantik diri dan sebagai obat penyakit kulit karena mengandung zat
saprophyl.
6.
Candi Ngawen
Berada di Desa Ngawen
Kecamatan Muntilan terletak sekitar ± 7 kilometer dari Candi Borobudur ke arah
timur. Candi ini dibangun pada abad ke 8 oleh Dinasti Syailendra. Candi Ngawen
dikelilingi oleh 5 candi kecil yang setiap sudutnya dihiasi patung singa dan
dihiasi dengan relief kinara – kinari ( makhluk burung berkepala manusia yang
bertugas sebagai peghibur dewa di kahyangan dan penjaga kekayaan kerajaan ),
Kalmakara ( Dewa Waktu ) dan Dhyani Budha Ratnasambhawa dengan posisi tangan
Wara Mudra ( Budha sedang memberi berkah ).
7.
Candi Asu
Berada di Desa Sengi Kecamatan
Dukun berjarak 15 kilometer dari Candi Borobudur, candi ini berdiri pada zaman
Hindu dan mempunyai suatu cerita tersendiri candi Asu adalah tempat
peristirahatan raja – raja ( makam raja ) dan dinamakan Candi Asu karena pada
pintu masuk candi ini terdapat dua patung 2 orang putri raja berkepala manusia
berbadan anjing.
0 komentar:
Posting Komentar